Ida korban KKN Kuliah Kerja Nona sang Dosen

Ida korban KKN Kuliah Kerja Nona sang Dosen, sebenarnya disebut korban gak juga sih karena justru Ida yang jempt bola kerumah Mariyun sang dosen. Tapi jelas bahwa Mariyun telah memasang perangkap yang menjadi modus maka bolehlah kita sebuat Ida adalah korban. Bagaimana kisah penggerebekan ini terjadi, inilah kisahnya:

OKNUM dosen dan staf Dinas Pendidikan di Rokan Hilir (Sumut) ini digerebek dalam kondisi tidak rok-rokan lagi. Warga sempat memukul dosen Mariyun, 40, sebelum skandalnya diserahkan ke Polsek Bangko, Bagan Siapi-api. Yang bikin warga heran, justru Ida, 25, kenapa siang-siang mengacu sistem “jemput bola”.

Apa gerangan paling enak, ketika siang hari bolong nan panas itu. Minum es kelapa muda, begitu kebanyakan orang akan menjawab. Tapi di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), justru dijawab dengan fakta: kelonan bersama makhluk lain jenis. Jika hal itu dilakukan bersama pasangan resmi, orang pun tak ambil peduli. Tapi karena aksi mesum itu dilakukan oleh oleh para unsur dunia pendidikan, warga pun bertindak dengan cepat.

Unsur dunia pendidikan itu adalah Mariyun, seorang dosen perguruan tinggi swasta di Bagan Siapi-api. Sedangkan mitra tandingnya adalah Ida, pegawai Dinas Pendidikan di kabupaten tersebut. Setelah berulang kali berbuat mesum, pada aksinya yang terjadi beberapa hari lalu, keduanya tak berkutik digerebek warga. Lebih-lebih kondisi mereka sedang terkelupas habis (baca: telanjang) seperti singkong siap goreng.

Di rumahnya, sebetulnya Mariyun sudah memiliki istri dan sejumlah anak. Tapi sebagai dosen yang haus asmara, dia masih suka bermain api di Bagan Siapi-api. Ketika dia sedang ada urusan di kantor Disdik setempat, di sinilah kemudian kenal dengan Ida yang muda nan ceria dan jelita. Mentang-mentang dosen, kata batinnya langsung mengatakan, “Wah ini enak juga buat KKN (Kuliah Kerjain Nona).”

Ternyata Ida memang cewek gampangan. Hanya satu putaran dia sudah menyerah pasrah diapa-apakan oleh dosen Mariyun. Paling celaka, hal itu dilakukan bukan di hotel atau villa di daerah dingin, tapi justru di rumah kos-kosan milik sang dosen di Jalan Bahagia. Tambah mengenaskan lagi, justru pihak perempuan yang datang ke rumah Mariyun, dalam rangka mengacu sistem jemput bola. Paling tidak, ya “bola”-nya Pak dosen itu sendiri.
Awal-awalnya warga tak curiga, dikira Ida mahasiswa yang ke rumah dosen pembimbingnya untuk skripsi. Nggak tahunya, di dalam mereka malah berbuat hil-hil yang mustahal, seperti lazimnya suami istri saja. Keruan temuan itu kemudian dilaporkan kepada Pak RT. Setelah dibahas bersama pengurus kampung, diputuskan bahwa pasangan mesum itu akan digerebek serentak di kala mereka sedang berbuat.

Aksi mesum pertama yang dipergoki penduduk terjadi kira-kira 3 bulan lalu. Yang kedua kalinya atau untuk sekian kalinya, batal digerebek lantaran dosen Mariyun kabur duluan sebelum penggerebekan. “Sialan, sudah kabur mereka, padahal belum masuk itu barang,” kata warga yang kecewa, niru-niru Sutan Bhatugana DPR.

Nah, beberapa hari lalu kembali Ida datang. Takut buronan itu lolos, dengan cepat penggerebekan digelar. Kali ini berlangsung dengan sukses. Ida – Mariyun tertangkap basah dalam kondisi bugil tanpa sehelai benang pun. Pak dosen itu langsung diseret keluar dan kemudian dikepret oleh pemuda yang kesal. Setelah diberi baju dan celana Mariyun diserahkan ke Polsek Bangko, sedangkan Ida diambil-alih oleh keluarganya. Mungkin diberi pembinaan seperlunya, agar sebagai PNS jangan terlalu mudah melakukan sistem “jemput bola”.
Ida kan sedang melakukan pelayanan ……syahwat! Perselingkuhan terjadi bukan karena niat pelakunya tapi karena ada kesempatan, makanya minimalisir perilaku yang membuat perselingkuhan terbuka lebar... Waspadalah waspadalah!

(Poskota/RP/Gunarso TS)

Follow @humorsingkat